HKI Tarakan

HKI TELUK BAKAU TERKINI :

Sermon Parhalado, Selasa 25 Agustus 2020

 

Illustrasi Tentang Occultisme
Photo : Illustrasi Tentang Occultisme

Thema
Minggu XII Set Trinitatis, 30 Agustus 2020 : 

Menang Atas Kuasa Kegelapan (Occultisme)

Nats Epistel : Kisah Para Rasul 19:13-20

Nats Evangelium : Ulangan 18:9-14

Penyaji / Moderator : Vic. Pdt. R. Panjaitan, S.Th

Peserta Parhalado :

  1. St. G. Tampubolon
  2. St. T.P. Hutauruk
  3. Cst. Matondang
  4. .................................
  • Pengantar/ Patujolo

Kitab Ulangan merupakan kitab terakhir dari rangkaian pentateukh (kitab taurat). Kitab ini ditulis sebagai khotbah atau peringatan terakhir Musa bagi umatnya. Peringatan ini merupakan petunjuk bagaimana umat harus hidup di tanah yang dijanjikan Tuhan kepada mereka, yang menekankan tentang pentingnya kesetiaan terhadap janji Yahweh dengan Israel demi angkatan Israel yang baru. Secara khusus nats minggu ini, Musa menyampaikan nasihat berupa larangan agar bangsa Israel tidak berlaku seperti kekejian yang dilakukan bangsa-bangsa Kanaan, ketika nantinya bangsa Israel sudah menduduki tanah Kanaan. Larangan yang disampaikan oleh Musa kepada bangsa Israel, merupakan pekerjaan yang sangat melekat dan akrab dengan bangsa Kanaan. Dimana bangsa Kanaan pada saat itu merupakan bangsa yang sangat percaya kepada hal-hal mistik, penyembahan-penyembahan berhala, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Selain itu tindakan-tindakan amoral dan tindakan kejahatan seringkali dilakukan oleh bangsa itu. Perbuatan-perbuatan seperti ini sangatlah tidak diingankan oleh Allah dan melalui Musa Ia menyampaikan pesan-Nya agar bangsa Israel tidak melakukan hal seperti yang dilakukan oleh bangsa Kanaan.

  • Isi / Hatorangan Ni Turpuk

Ketidakpuasan manusia pada sebuah kenyataan akhirnya memaksa mereka untuk mencari sesuatu kabar atau berita yang bisa memuaskan pikirannya dengan segala macam cara dan jalan, hingga dia tidak menyadari lagi dia telah berada pada jalan yang salah atau masih pada jalan yang benar. Bangsa di tanah Kanaan telah terbiasa mendengarkan ajaran-ajaran dari para peramal, petenung hingga meminta petunjuk pada arwah-arwah orang mati. Mereka anggap bahwa apa yang mereka dengar tu adalah kebenaran. Itulah sebabnya mereka sampai rela mengerjakan hal-hal keji yang dianggap sebagi ibadah seperti mempersembahkan anaknya laki-laki atau perempuan sebagai korban dalam api. Kepercayaan kepada hal-hal yang tersembunyi, rahasia, gaib, misterius atau yang disebut dengan kuasa gelap diyakini memiliki kekuatan di luar kuasa Tuhan, inilah yang disebut dengan okultisme. Golongan ini meyakini bahwa di alam ini ada roh atau banyak roh yang memiliki kuasa untuk menolong, memberkati dan memberikan keberuntungan bahkan bisa menyakiti, nasib buruk, menakut-nakuti hingga membunuh.

             Ayat 9 : Jangan ikuti kekejian yang dilakukan bangsa lain. Tuhan menolak dengan keras tindakan-tindakan kekejian yang dilakukan oleh orang Kanaan, sehingga Dia melarang bangsa-Nya untuk mengikuti kebiasaan mereka saat mereka masuk ke daerah itu. Jangankan untuk mengikuti, untuk belajar saja pun dilarang oleh Tuhan. Semua kebiasaan yang bersifat takhyul, sihir dan segala bentuk hubungan dengan roh merupakan kekejian Bagi Allah. Dengan melakukan hal tersebut maka pelakunya telah menjadi pemberontak terhadap tuntutan perjanjian Tuhan pada kesetiaan Israel. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Allah haruslah taat, tunduk dan setia secara total hanya kepada Allah saja. Allah sangat menekankan hal ini, sebab kesetiaan mereka yang sesungguhya kepada Allah akan terlihat ketika mereka telah hidup berdampingan dengan bangsa lain yang tentunya memiliki kepercayaan yang berbeda. Ketika mereka hidup secara eksklusif yang hanya mengenal orang-orang sebangsanya saja, bisa saja mereka bertahan untuk tetap setia kepada apa yang dinyatakan Allah. Namun ketika mereka berbaur dengan bangsa lain, maka disana akan terlihat kesetiaan mereka yang sesungguhnya.

             Ayat 10 :  jangan mempersembahkan anakmu laki-laki atau perempuan. Jakarta pernah diributkan dengan peristiwa semacam ini. Seorang bayi telah dikorbankan demi penyempurnaan ilmu yang sedang dipelajari oleh orangtuanya. Peristiwa yang sama juga terjadi dalam sebuah keluarga kaya di mana anak gadisnya telah dijadikan sebagai korban perjanjian mereka dengan setan di Gunung Kawi. Akibatnya, ia berubah menjadi seperti seekor anjing. Sikap dan tingkah lakunya mirip seperti anjing. Memang, setan bersedia memberikan kekayaan pada keluarga tersebut namun ia meminta salah satu anak mereka sebagai imbalannya. Sebuah keluarga lain di Kalimantan juga mengikat perjanjian darah dengan setan sehingga mereka tidak diperkenankan memiliki anak lebih dari satu. Sekalipun bukan manusia (seorang anak atau gadis) yang dikorbankan melainkan binatang sebagai penggantinya namun intinya tetap bagi setan. Padahal dalam Yoh 8:44 Yesus telah memperingatkan, “Iblis adalah pendusta dan bapa segala dusta.” Maka Setan mengerti caranya membohongi orang Kristen maupun orang tak beragama. Petenung (dukun) adalah seorang mistik yang telah menjadi sarana atau saluran untuk berkomunikasi dengan dunia roh (spritisme). Umat Tuhan dilarang meminta nasihat kepada petenung (dukun) yang mengadakan hubungan dengan orang mati, karena roh-roh petenung adalah dari setan dan kegiatannya dilarang oleh Allah. Penelaah diperlukan untuk mengetahui sesuatu yang sudah terjadi. Sebagai contoh, pengalaman seseorang yang kehilangan gitar listrik. Untuk menemukannya, ia pergi ke seorang penelaah yang mampu melihat ke masa lalu dengan menggunakan baskom berisi air dan merica. Banyak orang termasuk orang Kristen mempercayai hal semacam itu padahal tindakan mereka itu dapat membangkitkan murka Allah.

            Ayat 11 :  Mantra yaitu kalimat tertentu yang diucapkan sekian kali untuk tujuan tertentu, misalnya untuk penyembuhan, kekebalan, kekuatan dan sebagainya, dengan beberapa syarat yang mutlak harus ditaati. Ramalan berasal dari orang-orang yang meminta petunjuk kepada arwah orang mati atau arwah peramal, hal ini bukanlah berasal dari Allah sehingga Allah menekankan bahwa perbuatan-perbuatan yang demikian adalah sesuatu yang keji bagi Tuhan. Manusia mengharapkan segala sesuatunya sesuai dengan hasrat dan keinginan dagingnya, janji Tuhan bagi orang percaya bagi mereka juga terasa mustahil dan membutuhkan waktu yang lama dan tidak pasti sehingga segala sesuatu yang cepat dan praktis mereka lebih menyukainya. Sebagai contoh: di tengah pandemi covid 19, beberapa waktu lalu sempat muncul kabar tentang kiamat. Satu diantaranya kiamat diramalkan akan terjadi pada 21 Juni 2020. Ramalan kiamat ini berasal dari prediksi kalender Suku Maya Kuno oleh ahli teori konspirasi. Namun ramalan kiamat 21 Juni 2020 tidak terbukti. Orang yang telah dimiliki oleh Tuhan tidaklah boleh melakukan kekejian dihadapan Tuhan dan salah satunya adalah mengandalkan atau mendengarkan ramalan-ramalan, Tuhan tidak mengizinkan kita sebagai orang percaya untuk melakukannya semua hal yang tidak turut mengandalkan Tuhan di dalamnya. Meminta petunjuk kepada orang-orang mati. Dalam dunia okultisme, istilah yang dipakai yaitu spiritisme. Padahal Alkitab mengatakan bahwa orang mati tidak dapat berhubungan dengan dunia orang hidup, demikian juga sebaliknya. Tetapi ada kemungkinan bagi manusia untuk berkomunikasi dengan setan melalui medium, misalnya jailangkung. Beberapa aliran tertentu juga menganut praktek semacam ini, seakan-akan Tuhan Yesus hadir di dalam diri seseorang lalu berkhotbah. Ada pula orang Kristen yang mengunjungi makam keluarganya, membawakan makanan bagi orang mati tersebut dan berbicara dengan orang mati untuk minta berkat. Padahal Tuhanlah sumber berkat.

             Ayat 12 : Tuhan menghalau orang yang melakukan kekejian. Sangatlah jelas bahwa siapa saja yang daripada bangsa Israel melakukan hal tersebut, maka Allah akan menghalaunya dari bangsa Israel. Dalam artian bahwa orang yang melakukan kekejian tersebut akan mendapatkan hukuman dari Allah dan tidak akan diselamatkan. Hanya satu yang Allah inginkan bangsa-Nya lakukan, yaitu tidak bercela di hadapan-Nya. Jadi, pada intinya apabila kita melakukan perbuatan yang tidak berkenan bagi Allah, maka kita akan mendapatkan hukuman dari-Nya. Maka, kita harus tetap menjaga ketaatan dan kesetiaan kita sampai pada waktunya agar kita tidak menjadi orang-orang yang dihalau dari hadapan Tuhan ketika waktunya tiba bagi kita. Iman kepercayaan kita pada keselamatan yang dianugerahkan di dalam Yesus Kristus haruslah sejalan dengan cara kita menolak hidup yang keji di hadapan Allah yaitu bersekutu dengan kuasa-kuasa kegelapan (okultisme).

             Ayat 13 : Haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, Allahmu. Allah mengkhususkan bangsa Israel dari atara bangsa-bangsa lain supaya menjadi bangsa yang tersendiri. Hal itu menuntut agar bangsa itu menjadi bangsa yang sungguh-sungguh tidak bercela yaitu suatu hidup yang dengan segenap hati melayani Tuhan. Hal yang sama Allah inginkan dalam kehidupan kita itulah sebabnya Dia menyelamatkan kita dan menjadikan kita menjadi bangsa yang kudus umat kepunyaan Allah sendiri (1Pet 2:9) Jadi, hendaknya kita tidak sama dengan dunia ini karena kita tidak berasal dari dunia ini walaupun kita masih ada di dunia ini. 

                Ayat 14 : tetapi engkau tidak diizinkan Tuhan Allahmu melakukan yang demikian. Tuhan tidak menginginkan kita terkait dengan kepercayaan di luar iman dan ajaran Tuhan, terkhusus kepada kepercayaan kepada kuasa-kuasa kegelapan. Dengan berhubungan kepada kuasa-kuasa kegelapan, akan menjauhkan kita dari keselamatan yang di anugerahkan kepada kita di dalam Yesus Kristus. Memang pikiran kita mungkin mengarah pada hal-hal yang misterius, tentang bagaimana masa depan kita, tentang keberuntungan, kegagalan dalam hidup dan tentang cita-cita untuk meraih kesuksesan. Namun kita tidak perlu bersekutu dengan kuasa-kuasa kegelapan untuk menjamin segala keingintahuan kita itu. Sebab kita memiliki Tuhan yang memiliki rancangan dan rencana terindah kepada siapapun yang sungguh-sungguh percaya dan setia kepada-Nya.
  • Refleksi / Sipahusor-husoron

Kecenderungan manusia di zaman sekarang ini adalah mengikuti “arus” atau kebiasaan di sekitarnya. Hal itu terjadi agar tidak dianggap ketinggalan zaman. Kalau “arus” itu adalah sesuatu yang baik hal itu tidak menjadi masalah. Tetapi kecenderungan yang buruk pun juga menjadi sesuatu yang diikuti padahal semua itu melanggar perintah Allah. Dunia sekitar kita terus menebarkan pengaruh-pengaruh jahat yang akan merusak kehidupan kita sebagai orang Kristen, ibarat sebuah virus sepertinya biasa saja tetapi tiba-tiba saja kita sudah dirusak olehnya. Dalam nats minggu ini, umat Allah diingatkan agar tidak mengikuti cara hidup orang-orang yang tidak mengenal Allah. Firman Tuhan mengingatkan kita agar tidak menjadi serupa dengan dunia ini (Rm. 12:2). Hal itu menunjukkan agar  kita berani tampil beda dengan orang-orang yang ada di sekitar kita yang hidup di luar Tuhan. Oleh sebab itu, kita sebagai umat yang diselamatkan oleh Tuhan hendaknya belajar hanya dari Tuhan dengan berpegang pada firman-Nya, maka tindakan hidup kita akan memuliakan-Nya. Amin.

Tidak ada komentar