Renungan Pagi 12 Agustus 2020 Oleh Vic. Pdt. Venie Cahaya Sinurat,S.Th
![]() |
Photo : Vic. Pdt. Venie Cahaya Sinurat,S.Th |
Bacaan Alkitab : Kejadian 40:1-23
Ayat Renungan : Kejadian 40:23
Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya
“Lupa Kacang Akan Kulitnya”, sebuah pepatah lama yang dialamatkan kepada orang yang tidak rahu berterimakasih kepada orang yang sudah membantunya. Orang Kristen diharapkan untuk tidak menjadi orang yang demiian. Seorang Kristiani harus saling mengasihi sesamanya dan selalu ingat akan kebaikan yang ia terima dalam hidupnya. Tetapi, yang sering terjadi di dalam kehidupan saat ini, banyak orang Kristen yang tidak mampu untuk saling mengasihi. Sehingga sering terjadi adanya seseorang yang disebut orang yang apatis (masa bodoh) dan orang yang lupa diri (sudah dibantu tapi tidak tahu berterimakasih). Jadi, tidak heran bahwa sikap manusia di dalam kehidupannya sering sekali hanya untuk memikirkan diri sendiri dan mengabaikan orang lain. Sering sekali manusia melupakan kebaikan-kebaikan yang pernah diterimanya, terlebih yaitu kebaikan Tuhan Yesus di dalam hidupnya. Sehingga, manusia berulang-ulang jatuh ke dalam dosa.
Pengalaman yang menyedihkan ini juga, pernah dialami oleh Yusuf yang merasa kecewa karena kebaikannya dilupakan oleh juru minuman yang ada di Istana Raja Firaun. Yusuf telah melayani, menolong beban si juru minuman tersebut bahkan Yusuf menolong dia dengan menafsirkan arti mimpinya. Sehingga kepala juru minuman terbebas dari hukuman Raja Firaaun dan dikembalikan ke dalam jabatannya. Tetapi, setelah juru minuman tersebut bebas karena pertolongan Yusuf, ia melupakannya. Sikap ini tentu mengecewakan, tetapi kita tidak melihat reaksi yang kecewa dari Yusuf. Ia tetap melakukan apa ang baik dan berharap pertolongan dari Tuhan di dalam hidupnya.
Saudaraku, melalui pengalaman Yusuf, kita diberi pelajaran agar tidak berharap kepada manusia. Ketika kita berbuat baik kepada seseorang jangan berharap atau meminta imbalan agar diberikan kebaikan juga. Tetapi, percayalah ketika kita memberi kasih atau berbuat baik kepada seseorang dengan tulus maka Tuhan melihat dan melimpahkan berkatnya kepada kita. Oleh karena itu, kebaikan dari Allah janganlah kita lupakan. Ketika manusia mampu untuk bersyukur dan menghargai kebaikan dari Allah maka manusia juga akan mampu mengingat dan menghargai kebaikan-kebaikan dari sesamanya.
Doa:
Ya Tuhan, mampukan kami untuk menjadi seorang Kristiani yang penuh dengan kasih dan tidak jemu-jemu untuk berbuat kasih kepada sesama.
Pengalaman yang menyedihkan ini juga, pernah dialami oleh Yusuf yang merasa kecewa karena kebaikannya dilupakan oleh juru minuman yang ada di Istana Raja Firaun. Yusuf telah melayani, menolong beban si juru minuman tersebut bahkan Yusuf menolong dia dengan menafsirkan arti mimpinya. Sehingga kepala juru minuman terbebas dari hukuman Raja Firaaun dan dikembalikan ke dalam jabatannya. Tetapi, setelah juru minuman tersebut bebas karena pertolongan Yusuf, ia melupakannya. Sikap ini tentu mengecewakan, tetapi kita tidak melihat reaksi yang kecewa dari Yusuf. Ia tetap melakukan apa ang baik dan berharap pertolongan dari Tuhan di dalam hidupnya.
Saudaraku, melalui pengalaman Yusuf, kita diberi pelajaran agar tidak berharap kepada manusia. Ketika kita berbuat baik kepada seseorang jangan berharap atau meminta imbalan agar diberikan kebaikan juga. Tetapi, percayalah ketika kita memberi kasih atau berbuat baik kepada seseorang dengan tulus maka Tuhan melihat dan melimpahkan berkatnya kepada kita. Oleh karena itu, kebaikan dari Allah janganlah kita lupakan. Ketika manusia mampu untuk bersyukur dan menghargai kebaikan dari Allah maka manusia juga akan mampu mengingat dan menghargai kebaikan-kebaikan dari sesamanya.
Doa:
Ya Tuhan, mampukan kami untuk menjadi seorang Kristiani yang penuh dengan kasih dan tidak jemu-jemu untuk berbuat kasih kepada sesama.
Seorang Kristiani adalah seorang yang penuh dengan kasih. Seorang Kristiani adalah seorang yang tahu berterimakasih.
Tidak ada komentar