Renungan Harian, Rabu 7 Oktober 2020 Oleh Pdt. Hendra Sinaga, S.Th
Photo : Pdt. Hendra Sinaga, S.Th
Thema : HATI-HATI
DENGAN KENIKMATAN!
Bacaan
Alkitab : Ulangan 6:10-25
Ayat
Renungan : Ulangan 6:12
Maka berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan.
Pada saat lapar kita membutuhkan orang yang menyediakan makanan. Tetapi ketika sudah makan dan kenyang cenderung kita melupakan dia. Saat hidup dalam kesulitan, ketidakpastian, Tuhan berpesan agar tidak khawatir. Saat hidup dalam kenikmatan, kemapanan Allah juga berpesan agar berhati-hati dalam kondisi yang baik.
Saat-saat terakhir kebersamaan Musa dengan bangsa Israel, dipakai Musa untuk memberi peringatan demi kebaikan umat Israel. Musa merasa bersyukur saat masa sulit telah dilewati dan babak baru akan dinikmati yaitu masuk ke tanah perjanjian. Namun pada sisi lain, Musa Khawatir dengan kemapanan, kenikmatan, kekayaan berdampak negatif. Bisa saja berkat yang mereka terima menjadi jerat sehingga melupakan Tuhan. Umat Israel diperintahkan agar selalu mengingat Tuhan dan mengajarkan berulang-ulang kepada setiap keturunannya. Diperjalanan bangsa Israel memang terbukti bahwa dalam kondisi yang baik, Israel cenderung melupakan Tuhan mereka. Kemakmuran dan kenikmatan hidup juga bisa membuat pemberontakan dan ketidakpercayaan kepada Tuhan. (Ul 8:17). Musa khawatir umat Israel menjadi tidak membutuhkan Allah karena ketersediaan kenikmatan yang diterima. Ungkapan hati-hati adalah untuk selalu bersikap waspada terhadap pepatah katakan "kacang lupa akan kulitnya". Potensi berdosa yang lebih kuat bukan hanya pada waktu menghadapi kesusahan namun juga pada kondisi kenikmatan. Semua orang senang dapat pujian namun hati-hati jangan sampai lupa diri sehingga menimbulkan kesombongan.
Saudara terkasih, Ketika Tuhan memberi berkat berupa harta, jabatan sering sekali kita lebih mengasihi berkat itu daripada si Pemberi berkat. Bersikap hati-hati dapat menolong kita untuk lebih peka terhadap perintah Tuhan. Melupakan Tuhan adalah persoalan yang serius. Peringatan ini sangat relevan untuk kehidupan sekarang, bagaimana perkembangan berpikir manusia terkadang lebih diutamakan dari iman. Lebih takut pada musibah daripada Allah, lebih meraih harta duniawi daripada harta Sorgawi. Apapun keadaan kita sekarang, baik duka maupun suka tetaplah hidup dalam kesetiaan dengan tidak melupakan Tuhan.
Doa :
Ya
Tuhan, ajarlah kami untuk dapat
menjaga diri kami terhanyut dalam kemewahan dunia ini dan melupakan Engkau.
Baik kesulitan maupun kenikmatan dapat mengganggu iman, serta menyeret umat dari kesetiaannya kepada Tuhan.
Penulis,
Pdt. Hendra Sinaga, S.Th
Tidak ada komentar