Renungan Pagi 29 Juli 2020 Oleh Vic. Pdt. Herlina Sitorus, S.Th
Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali; dan tangan Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti
Kejadian 46:4
Masih ingat ketika saya pertama kali menerima penempatan melayani di suatu jemaat yang baru, rasa takut muncul dalam diri saya karena ditempat yang baru belum tahu bagaimana situasinya, tidak ada yang saya kenal atau bahkan keluarga. Saya takut bagaimana nanti disana, beradaptasi dengan orang baru. Tapi satu hal yang selalu saya percaya untuk melawan rasa takut itu dengan mengingat Firman Tuhan yang berkata dalam Yosua 1:9 "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu. Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan Allahmu menyertai engkau ke mana pun engkau pergi. Dan juga Tuhan yang utus pasti Tuhan juga yang urus.
Dalam nats ini, Yakub juga mengalami kebimbangan untuk berangkat ke Mesir. Tapi dalam penglihatannya, Tuhan meyakinkan dia supaya tidak takut karena Tuhan akan senantiasa menyertai dan memeliharanya kemana pun ia pergi. Yakub memang tidak akan pernah kembali ke Kanaan, namun keturunannyalah yang akan kembali. Yakub sendiri akan meninggal di Mesir dan Yusuf, putra kesayangannya itulah yang akan melaksanakan upacara terakhir ketika ia nanti meninggal. Dengan iman, Yakub memindahkan seluruh keluarganya ke Mesir. Hal ini merupakan akibat langsung dari bencana kelaparan besar yang didatangkan Allah di dunia (Kej 1:57, Kej 42:5, Kej 47:13). Allah benar-benar memaksa Israel (Yakub) untuk pindah ke Mesir oleh pengaturan-Nya yang berdaulat (Kej 15:13-14). Untuk memastikan hal ini, Yusuf menyuruh mereka memberi tahu Firaun bahwa mereka adalah gembala. Meskipun Firaun mungkin bersimpati kepada gembala, namun budaya Mesir tidak suka menerima para gembala berada ditengah-tengah mereka. Strategi itu berhasil dan keluarga Yakub dapat mengambil keuntungan dari kemurahan hati Firaun dan juga dari prasangka orang Mesir.
Saudaraku, jikalau saat ini kita merasa khawatir, takut dalam menjalani hidup kita yang penuh liku-liku. Jangan terganggu akan rasa takut iti,akuilah perasaan itu dan bagikan pada orang atau keluarga yang dipercaya. Dan terpenting, bicarakan rasa takut itu kepada sahabat yang penuh kasih yaitu: Yesus Kristus, percayalah Ia senantiasa menyertai kita.
Dalam nats ini, Yakub juga mengalami kebimbangan untuk berangkat ke Mesir. Tapi dalam penglihatannya, Tuhan meyakinkan dia supaya tidak takut karena Tuhan akan senantiasa menyertai dan memeliharanya kemana pun ia pergi. Yakub memang tidak akan pernah kembali ke Kanaan, namun keturunannyalah yang akan kembali. Yakub sendiri akan meninggal di Mesir dan Yusuf, putra kesayangannya itulah yang akan melaksanakan upacara terakhir ketika ia nanti meninggal. Dengan iman, Yakub memindahkan seluruh keluarganya ke Mesir. Hal ini merupakan akibat langsung dari bencana kelaparan besar yang didatangkan Allah di dunia (Kej 1:57, Kej 42:5, Kej 47:13). Allah benar-benar memaksa Israel (Yakub) untuk pindah ke Mesir oleh pengaturan-Nya yang berdaulat (Kej 15:13-14). Untuk memastikan hal ini, Yusuf menyuruh mereka memberi tahu Firaun bahwa mereka adalah gembala. Meskipun Firaun mungkin bersimpati kepada gembala, namun budaya Mesir tidak suka menerima para gembala berada ditengah-tengah mereka. Strategi itu berhasil dan keluarga Yakub dapat mengambil keuntungan dari kemurahan hati Firaun dan juga dari prasangka orang Mesir.
Saudaraku, jikalau saat ini kita merasa khawatir, takut dalam menjalani hidup kita yang penuh liku-liku. Jangan terganggu akan rasa takut iti,akuilah perasaan itu dan bagikan pada orang atau keluarga yang dipercaya. Dan terpenting, bicarakan rasa takut itu kepada sahabat yang penuh kasih yaitu: Yesus Kristus, percayalah Ia senantiasa menyertai kita.
Vic. Pdt. Herlina Sitorus, S.Th
Doa :
Ya Tuhan, saat kami merasa takut dalam menghadapi sesuatu jangan biarkan rasa takut itu merajai hati kami karena kami percaya Engkau senantiasa menyertai kami.
Tidak ada komentar